close

Mahasiswa IPB University Terapkan Inovasi Ramah Lingkungan bagi Masyarakat Desa Cibitung Tengah

Mahasiswa IPB University yang tergabung dalam Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK-Ormawa) dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (BEM Fateta) menyelenggarakan pelatihan pembuatan pupuk kompos organik dengan bak komposting metode SABDO atau Sebelas detik Aja Bio Degradasi Organik.

Kegiatan berlangsung di Kelompok Belajar (KB) As-Shiddiq, Desa Cibitung Tengah, Kecamatan Tenjolaya, Bogor, Jawa Barat. Pelatihan dihadiri oleh puluhan warga desa, terdiri  ibu-ibu rumah tangga, anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Tugu Resik serta Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Angga Prayoga selaku Ketua Tim PPK Ormawa BEM Fateta mengungkapkan, metode SABDO merupakan inovasi temuan Prof Arief Sabdo Yuwono, salah satu Guru Besar IPB University. Prof Arief adalah dosen IPB University dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fateta.

“Dengan metode ini, hanya membutuhkan estimasi waktu selama 11 detik saja. Mulai dari pemilahan jenis sampah, persiapan bak komposting, pencampuran sampah, hingga digunakannya larva lalat Black Soldier Fly (BSF) atau lebih dikenal sebagai maggot dalam proses degradasi sampah menjadi kompos,” ujarnya saat pelatihan beberapa waktu lalu.

Baca Juga :  Tiga Terobosan Merdeka Belajar Episode Keenam Jadikan Perguruan Tinggi Lebih Siap Hadapi Masa Depan

Menurutnya, pelatihan pembuatan pupuk kompos ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Cibitung Tengah tentang pentingnya mengolah sampah organik. Dengan demikian, sampah tersebut dapat menjadi barang yang bermanfaat. 

Dewi Apriliani Putri selaku instruktur pelatihan metode komposting SABDO menjelaskan, pupuk kompos adalah bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja di dalam bahan organik tersebut yang memiliki manfaat untuk pemberian nutrisi pada tanaman. 

“Masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga sangat partisipatif terhadap pelatihan ini. Mengingat mereka merupakan aktor utama dalam pengelolaan limbah organik skala rumah tangga seperti masakan, makanan dan sebagainya,” sebut Rita Kurniawati, pendamping KWT Tugu Resik. 

Baca Juga :  Teknologi dan Kreativitas Kunci Keberhasilan Belajar Daring

Para peserta secara antusias aktif selama kegiatan berlangsung. Mereka menyimak penjelasan serta melontarkan beberapa pertanyaan kepada instruktur pelatihan dan perwakilan Tim PPK-Ormawa BEM Fateta saat demonstrasi pembuatan kompos tentang program yang sedang dilakukan. 


“Program pelatihan ini memberikan pengalaman baru yang cukup menjawab keluhan ibu-ibu dalam pengelolaan sampah organik rumah tangga. Karena selama ini cenderung dianggap kumuh, bau dan kurang memiliki nilai manfaat,” ungkap Suci sebagai salah satu peserta pelatihan. 

Alfinah perwakilan dari KWT Tugu Resik menuturkan, “Harapan kami, kegiatan ini dapat terus berlanjut dan didampingi mahasiswa IPB University. Hal itu supaya ibu-ibu di sini juga semakin semangat untuk melakukannya secara mandiri di rumahnya masing-masing,” harapnya. (*/Rz)