close

Penggunaan Teknologi Pembelajaran Sebagai Bagian Hadapi Kondisi Kenormalan Baru Dunia Pendidikan Tinggi

Jakarta – Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Nizam mengapresisasi kiprah dan upaya dari LLDikti Wilayah IX. Hal ini disampaikan Nizam saat menjadi pembicara pada acara Webinar LLDikti IX Sosialisasi Kepada Pimpinan PT di Wilayah Sulawesi “Kebijakan dan Perkembangan Pembelajaran Daring sebagai Bagian dari Kondisi New Normal dalam Dunia Pendidikan Tinggi”, Kamis (4/6).

Nizam jelaskan produktifitas sangat meningkat sekali selama pandemi ini, Ditjen Dikti sudah lakukan kompilasi dan ditemukan 1.000 invensi dan inovasi di bidang kesehatan yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dan pengabdian masyarakat yang dilakukan untuk membantu masyarakat yang sedang mengalami musibah pandemi.

Nizam juga menyampaikan bahwa Covid-19 ini adalah sebagai disruptor terbesar di abad ini dan membawa kita kepada normal baru. Selama pandemi ini kita melakukan pembelajaran dari rumah dapat diwujudkan dengan berbagai cara yaitu dengan pembelajaran daring. 98% perguruan tinggi melakukan tranformasi digital dan mengadopsi teknologi.

“Pembelajaran daring sebagai salah satu moda yang kita lakukan selama masa pandemi ini. Pembelajaran daring dapat dilakukan di kampus masing-masing atau di lintas kampus. Pembelajaran daring dimungkinkan untuk saling berbagi misalnya ada perguruan tinggi yang bagus untuk memberikan pembelajaran kuliahnya diambil dari yang bagus, nanti ujiannya atau asesmennya dilakukan di perguruan tinggi masing-masing dan bisa mengambil dari berbagai sumber,” jelas nizam.

Baca Juga :  Pencanangan Zona Integritas FMIPA Universitas Syiah Kuala

Untuk menunjang hal tersebut, Nizam katakan juga Kemdikbud sudah menyediakan satu platform yang dinamakan SPADA.

“Spada menjadi gudang bersama-sama untuk mahasiswa dan dosen perguruan tinggi maupun masyarakat untuk belajar berbagai macam materi yang sifatnya terbuka,” ujar Nizam.

Ditjen Dikti juga terus mendukung program kemanusiaan yang dilakukan oleh para mahasiswa untuk menghadapi Covid-19.

“Program kemanusiaan yaitu bisa menjadi relawan kesehatan, antara lain dengan adanya ribuan mahasiswa kedokteran dan sebagainya yang membantu melakukan tracing dengan secara daring, dan memberikan konsultasi publik kepada masyarakat hal ini semua ada di dalam laman RECON. Selain itu relawan teknik menerjunkan ribuan mahasiswanya untuk membantu masyarakat mulai dari membagikan hand sanitizer, membuat bilik sanitasi dan sebagainya, dan itu kita SKS-kan. Selain itu proyek mandiri sudah banyak sekali yang membuat masker, membuat APD, membuat alat-alat uji, sarung tangan, dan banyak sekali, hal itu dilakukan oleh mahasiswa dibawah bimbingan dosennya dan itu bisa di SKS-kan sesuai dengan kompetensi yang diperoleh mahasiswa selama menjadi relawan,” jelas Nizam.

Baca Juga :  Usai SBMPTN, ITS Sosialisasikan Jalur SKM bagi Calon Mahasiswa 2022

Menurut Nizam, lessons learned dengan adaptasi penggunaan teknologi sangat cepat dilakukan rekan-rekan dosen dan mahasiswa, work from home tidak kalah produktif dengan work at the office, energi kreatif dan positif luar biasa sekali. “Kita bisa membangun teknologi merah putih. Semangat gotong royong dan kerja sama perlu kita galang dan praktik baik harus dijaga pasca pandemi,” harapnya.

Lanjut Nizam, menuju normal baru penggunaan teknologi pembelajaran membuka cakrawala baru pendidikan tinggi ke depan, sumber belajar tidak perlu membuat modul sendiri-sendiri, namun bisa saling mengisi dan mengembangkan modul, sehingga bisa dipakai bersama-sama.

Sementara itu LLDikti Wilayah IX telah melakukan upaya konkrit dan terukur untuk mengembangkan pembelajaran daring di PTS yang berada di wilayahnya.

“Di era pandemi ini perguruan tinggi kita akan tetap eksis dengan mengembangkan pembelajaran daring yang lebih murah, efektif, dan efisien,” jelas Kepala LLDikti Wilayah IX, Jasruddin. (YH/DZI/FH/DH/NH/AND/APP)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan