close

Implementasi Kampus Merdeka, Indonesia-Perancis Buka Peluang Kerja Sama

Jakarta – Indonesia membuka peluang kerja sama dengan Perancis dalam rangka implementasi program Kampus Merdeka. Upaya ini digagas oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud dengan menggelar webinar secara daring dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Ditjen Dikti, Rabu (9/9).

Acara yang diikuti oleh para peserta dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) ini mendiskusikan implementasi kebijakan Kampus Merdeka serta peningkatan peluang kerja sama luar negeri.

Dalam sambutannya, Dirjen Dikti, Nizam, menyampaikan bahwa Indonesia terus meningkatkan usahanya dalam hal peningkatan kualitas di sektor pendidikan.

“Sektor pendidikan adalah kunci untuk mempersiapkan generasi masa depan dengan lebih baik, pendidikan adalah pintu dan jendela kita yang menghubungkan masa lalu dan masa depan. Generasi muda penting dalam mempertahankan masa depan Indonesia di tahun-tahun mendatang. Kami mendukung pembangunan sektor pendidikan melalui implementasi kebijakan positif dan meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk meningkatkan kualitas, kompetisi, dan inovasi,” tuturnya.

Lebih lanjut Nizam mengatakan bahwa di tengah perkembangan teknologi dan digitalisasi pendidikan, adaptasi penting untuk menghadapi tantangan baru, dan juga untuk menggapai masa depan. Untuk itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan kebijakan baru, yaitu Kampus Merdeka.

Baca Juga :  UGM Kembangkan Kerja Sama Tridarma di Amerika Serikat

Terkait dengan peluang kerja sama, Nizam menyebut bahwa Indonesia dan Perancis selalu memiliki hubungan bilateral yang baik di semua sektor, yang merupakan hasil dari pemahaman dan kerja sama yang baik selama bertahun-tahun. Nizam berharap melalui kerja sama yang dibangun dengan Perancis dapat tercapai visi dan misi yang telah ditetapkan, berdasarkan pemahaman, pengalaman, dan komunikasi yang selama ini sudah dijalin.

“Saya berharap melalui kegiatan ini akan membawa kita melangkah bersama untuk menyamakan pemahaman yang lebih baik dalam bidang pendidikan untuk generasi di masa depan,” harapnya.

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Sesditjen Dikti), Paristiyanti Nurwardani, menyampaikan bahwa acara ini bertujuan untuk menyediakan kolaborasi peningkatan antara perguruan tinggi yang ada di Indonesia dan perguruan tinggi yang ada di Perancis. Hal ini untuk mencapai indikator kesuksesan Kampus Merdeka serta memiliki generasi yang inovatif.

“Ditjen Dikti selama ini selalu berkolaborasi dengan banyak negara, terutama Perancis untuk memiliki mahasiswa yang kompetitif, para tenaga pendidik di fakultas, serta institusi pendidikan tinggi di era digital yang salah satunya yaitu program Kampus Merdeka,” terangnya.

Baca Juga :  Unsyiah Kembali Kukuhkan Enam Profesor

Pada kesempatan yang sama, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Perancis, Warsito menyampaikan tentang peluang kerja sama perguruan tinggi. Ia mengatakan bahwa besarnya jumlah mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi di Perancis tersebar di berbagai jurusan. Perancis juga turut menjadi negara tujuan favorit mahasiswa yang berminat menempuh gelar Doktor di Perancis. Ia pun siap mendukung implementasi program Kampus Merdeka dari Indonesia melalui kolaborasi dengan pihak Perancis.

“Atdikbud KBRI di Paris siap mendukung kerja sama bilateral Indonesia-Perancis, dalam bidang pendidikan tinggi dan inovasi melalui peningkatan interaksi dan kerja sama antar perguruan tinggi di kedua negara,” pungkasnya.

Turut hadir dalam acara webinar ini Attache of University Cooperation Institut Français d’Indonesie, Philomene Robin; Kepala Kantor Internasional Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Maria Anityasari; Director of the Centre for Asia Pacific, Africa and Middle East, Sciences Po, Mr. Etienne Cazin; International Affairs Manager for China and South-East Asia, Sciences Po, Mr. Alexandre Mariani; dan Ecole Centrale de Lyon (TBC).
(YH/SMY/DR/DZI/FH/DH/NH)

Humas Ditjen Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan