close

Dirjen Dikti: Semangat Gotong Royong dan Adaptasi Teknologi di Masa Pandemi Harus Dipertahankan dan Ditingkatkan

Jakarta – Masa pandemi telah menciptakan banyak peluang dalam transformasi pendidikan tinggi. Meski dalam masa sulit, nyatanya perguruan tinggi dapat beradaptasi dalam melakukan pembelajaran serta banyak inovasi yang lahir dari perguruan tinggi. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam mengingatkan agar perguruan tinggi dapat mempertahankan dan meningkatkan kreativitas dan inovasi yang sudah dilakukan di masa pandemi ini.

“Tujuh bulan terakhir kita beradaptasi, serta kampus-kampus beradaptasi dan menggunakan teknologi dan terdapat capaian-capaian yang melebihi ekspektasi kita. Hal tersebut harus dipertahankan dan ditingkatkan,” kata Nizam pada acara The 2nd International Conference of Education and Science, yang diselenggarakan Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta secara virtual, Rabu (9/12).

Menurut Nizam, perguruan tinggi telah menunjukan perhatian, dan semangat untuk bergotong royong yang luar biasa serta melakukan semuanya bersama yang kian menguat di era pandemi ini. Untuk itu, selama masa new normal semua pihak harus bisa mempertahankan apa yang sudah dilakukan dengan terus produktif dan juga terus beradaptasi serta melindungi diri dengan melakukan protokol kesehatan agar virus Covid-19 tidak menyebar.

Baca Juga :  Pemenang The 6th Universitas Teuku Umar Awards

Beberapa waktu lalu, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021. Berdasarkan surat tersebut, pemerintah mengizinkan perguruan tinggi untuk dapat menjalankan kuliah secara campuran – tatap muka dan dalam jaringan (hybrid learning) dengan protokol kesehatan yang ketat.

“Kita menyadari bahwa pembelajaran daring tidak bisa menggantikan seluruh aspek, akan tetapi semua harus tetap berjalan. Banyak kreativitas kampus, pengembangan, kegiatan kampus seperti laboratorium. Oleh karena itu kita membolehkan kampus untuk membuka beberapa kegiatan dengan protokol yang ketat, ini adalah bagian dari new normal, untuk menjadi kebiasaan baru,” pungkas Nizam.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Menteri Bidang Pendidikan dan Agama, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Agus Sartono menyatakan bahwa kondisi pandemi tentunya berdampak pada pembelajaran, interaksi antara siswa dan atau mahasiswa dengan guru dan atau dosen cukup minim. Terlebih bagi keterampilan yang membutuhkan praktik laboratorium serta permasalahan sikap dan nilai yang bergantung pada interaksi sosial.

Baca Juga :  Raih Doktor melalui Metode KYCHO untuk Deteksi Penyakit Alzheimer

“Pemerintah memutuskan untuk mengeluarkan surat keputusan bersama selama masa pandemi antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri untuk mengatur kriteria sekolah mana yang bisa dibuka kembali,” kata Agus.

Nantinya, tutur Agus, sekolah yang akan kembali dibuka harus berkoordinasi dengan gugus tugas Covid-19 di Kota dan Provinsi.

“Setiap satuan pendidikan dan perguruan tinggi harus melakukan self assessment terlebih dahulu dan secara berjenjang berkoordinasi dengan dinas pendidikan kabupaten/kota dan provinsi untuk mendapat persetujuan,” pungkasnya.
(YH/DZI/FH/DH/NH/MFS/VAL/YJ/ITR)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan