close

Bela Negara di Kampus Merdeka Pada Dunia Baru Pasca Pandemi COVID-19

Siaran Pers
Nomor : 62/Sipers/V/2020

Jakarta – Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Nizam mengatakan saat ini kita sudah memasuki era yang sangat terbuka dan menantang. Hal ini didasari dengan banyak pakar mengatakan bahwa abad ini adalah abad Asia, dimana ekonomi dunia akan berpusat di Asia dengan kira-kira 50% dari produk ekonomi dunia itu dihasilkan oleh Asia dan akan terus membesar kedepannya. Hal ini disampaikan Nizam saat menjadi pembicara pada acara “Webinar Bela Negara di Kampus Merdeka Pada Dunia Baru Pasca Pandemi COVID-19” yang digagas UPNV Jogjakarta, Senin (18/5).

Nizam jelaskan perubahan politik dan ekonomi sosial global sangat berdampak kepada apa yang kita hadapi ke depan, serta problem-problem lingkungan, perubahan iklim, dan tekanan lingkungan yang semakin menguat.

Nizam menyampaikan bahwa bonus demografi bila dimanfaatkan dengan baik akan membawa kemajuan dan kebangkitan suatu bangsa dengan contoh Jepang yang tumbuh menjadi kekuatan ekonomi Asia di tahun 70an seiring dengan proses demografi yang mereka masuki di awal tahun 70an hingga tahun 90an, Korea Selatan pada tahun 90an, dan Tiongkok. “Indonesia 20 tahun kedepan ini memasuki proses demografi tersebut dan ini menjadi peluang serta tantangan dunia pendidikan,” jelas Nizam.

Baca Juga :  Perkenalkan Indonesia, ITS Hadirkan Virtual CommTECH Nusantara 2023

Nizam menjelaskan bahwa dampak dari tranformasi yang sangat cepat ini dunia kerja terdisrupsi dengan sangat signifikan. Banyak lapangan kerja yang hilang dan baru lahir. Di dalam revolusi industri ke-4 ini setiap manusia itu dimungkinkan atau diberdayakan oleh teknologi untuk menjadi seseorang yang tadinya biasa saja. Dengan teknologi, akses pengetahuan bertambah dan bisa berkomunikasi secara global. Mesin cerdas bisa jadi akan menggantikan peran manusia.

“Bagaimana kita mendidik dan menyiapkan mahasiswa ketika mereka nanti lulus dan menjadi tantangan berat bagi perguruan tinggi karena harus sesuai dengan tantangan zaman. Hal ini pula yang mendasari lahirnya kebijakan Kampus Merdeka, agar sesuai dengan era 4.0 dan mahasiswanya lahir sebagai insan yang sesuai zaman,” ujar Nizam.

Nizam juga menyampaikan di bidang pendidikan sendiri oleh pemerintah di tuangkan dalam RPJMN pada tahun 2020-2024, antara lain melalui pengembangan anak usia dini, mengatasi kesenjangan pendidikan antara kota dan desa yang masih sangat lebar, sarana dan prasarana pendidikan, kualitas serta pengelolaan guru.

Pada acara yang digelar secara daring tersebut, Nizam memaparkan bahwa bagaimana peran perguruan tinggi sebagai mata air, pusat untuk memproduksi ilmuwan teknologi dan inovasi, melakukan kerja sama antara industri, serta meningkatkan kualitas lulusan perguruan tinggi agar menjadi generasi unggul dan relevan dengan kebutuhan.

Baca Juga :  Peneliti ITS Konservasikan Bangunan Bersejarah Berbasis VR

Jelas Nizam, arah kebijakan dan strategi untuk penguatan pendidikan tinggi berkualitas adalah penguatan kelembagaan perguruan tinggi, perwujudan diferensiasi misi, perguruan tinggi sebagai produsen iptek inovasi dan pusat keunggulan, serta kerja sama antara perguruan tinggi, industri dan pemerintah.

“Inti dasar capaian pendidikan yaitu akhlak mulia, visi iptek, Merdeka Belajar dengan spiritualitas nilai-nilai kehidupan dan pengetahuan serta keterampilan, sikap mental dan etika profesi,” imbuh Nizam.

Terkait denhan Merdeka Belajar dan Bela Negara, Nizam sampaikan hal tersebut dapat terintegrasi dalam kurikulum dan melalui kegiatan kemanusiaan seperti melalui membangun desa atau sukarelawan.

Sementara itu Rektor UPNV Jogjakarta M. Irhas mengatakan bahwa kegiatan bela negara dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk membuat alat-alat kesehatan untuk melawan COVID-19.

Seminar ini juga menghadirkan Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah) dan Bondan Tiara Sofyan (Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia). (YH/DZI/AND/EGA)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan