close

Inovasi Mahasiswa ITS Bantu Tingkatkan Efisiensi Pengolahan Bawang

Tim mahasiswa ITS yang diketuai oleh M Aldi Nugroho usai melakukan pengujian pada alat pengupas dan pemotong bawang otomatis rancangannya.

Kampus ITS, ITS News – Peningkatan efisiensi merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah proses produksi. Berangkat dari hal tersebut, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat alat pengupas dan pemotong bawang otomatis untuk meningkatkan efisiensi produksi di sektor pengolahan bawang.

Alat pengupas dan pemotong bawang otomatis ini merupakan karya inovasi dari lima orang mahasiswa Departemen Teknik Kimia Industri ITS. Ketua tim M Aldi Nugroho menjelaskan bahwa alat ini memanfaatkan motor dalam proses pengupasan kulit bawang. “Motor ini akan membuat bawang di dalam mesin saling bersentuhan dan membuat kulit arinya terkelupas,” kata pemuda yang akrab disapa Aldi ini.

Selanjutnya, menurut Aldi, alat pengupas dan pemotong bawang otomatis tersebut akan memanfaatkan aliran air untuk memisahkan kulit bawang yang telah terkelupas sebelumnya. Aldi mengungkapkan bahwa untuk meminimalkan penggunaan air, alat ini juga dilengkapi dengan pompa sirkulasi agar air dapat digunakan berulang kali.

Baca Juga :  Unpad Canangkan Zona Integritas di Lingkungan Direktorat dan Fakultas
Desain alat pengupas dan pemotong bawang otomatis yang dibuat oleh tim mahasiswa ITS

Setelah proses pemisahan kulit bawang selesai, tambah Aldi, selanjutnya alat ini akan membawa bawang menuju proses terakhir, yaitu pemotongan. Untuk menyesuaikan kebutuhan pengguna, tim yang dibimbing langsung oleh dosen Daril Ridho Zuchrillah ST MT tersebut melengkapi alat ini dengan fitur penyesuaian ketebalan hasil pemotongan. “Ketebalan dari pemotongan bawang di alat ini dapat diatur antara 1, 2, atau 3 milimeter,” ucap Aldi.

Di sisi lain, Aldi menyebutkan bahwa alat ini juga dilengkapi beberapa teknologi lainnya, di antaranya adalah baterai valve regulated lead acid (VRLA) dan sensor proximity. Baterai VRLA pada alat ini berfungsi sebagai tenaga cadangan apabila sewaktu-waktu terjadi mati listrik. “Dengan baterai VRLA ini, alat tersebut dapat digunakan selama dua jam,” tutur Aldi.

Lebih lanjut, disampaikan Aldi, sensor proximity digunakan untuk mendeteksi volume tangki pada alat tersebut. Tujuannya adalah agar mesin mampu menghentikan proses apabila sensor sudah mendeteksi bahwa tangki pada alat sudah melebihi kapasitasnya. “Alat ini mampu menampung hingga lima kilogram bawang dan prosesnya memakan waktu empat menit per kilogram,” katanya.

Baca Juga :  Peran Perguruan Tinggi dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Indonesia Melalui Kampus Sehat
Proses pembuatan alat pengupas dan pemotong bawang otomatis oleh tim mahasiswa ITS

Aldi mengatakan, target konsumen dari alat yang telah disiapkan selama setahun ini adalah pelaku usaha yang banyak melakukan proses pengupasan dan pemotongan bawang, contohnya usaha bawang goreng dan katering. Dengan adanya alat ini akan meningkatkan efisiensi waktu dan produktivitas dari usaha tersebut.

Melalui inovasi ini, Aldi beserta timnya telah berhasil meraih medali perunggu pada Pekan Ilmiah Nasional ke-36 untuk kategori presentasi di kelas Program Kreativitas Mahasiswa – Karya Inovatif (PKM-KI). Tidak hanya sampai di situ, Aldi juga mengungkapkan bahwa timnya berencana untuk mengembangkan alat ini dengan mendirikan sebuah startup. “Startup ini nantinya akan bergerak di bidang pengolahan bawang, khususnya untuk pengupasan dan pemotongan,” ujarnya mengakhiri. (HUMAS ITS)