close

Dr Irfan Syauqi Beik Raih Penghargaan Tokoh Pendukung Kebangkitan ZISWAF dari Lembaga Amil Zakat Nasional Yatim Mandiri

Dr Irfan Syauqi Beik, Dosen IPB University dari Departemen Ilmu Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen mendapatkan Anugerah Kemandirian 2020 dari Lembaga Amil Zakat Nasional Yatim Mandiri, 1/4. Ketua Divisi Zakat, Ekonomi Pembangunan dan Kebijakan Publik Syariah pada Departemen Ilmu Ekonomi Syariah ini meraih penghargaan pada kategori Tokoh Pendukung Kebangkitan Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf (ZISWAF).

“Jadi, anugerah ini tentu saja sesuatu yang sangat saya syukuri. Mudah-mudahan anugerah ini menjadi pemicu dan penyemangat untuk pribadi saya dalam berbuat yang terbaik sesuai dengan bidang keilmuan dan keahlian untuk kemajuan bangsa,” ucap Dr Irfan.

Saat mendapatkan informasi bahwa ia akan mendapatkan penghargaan, Dr Irfan mengaku terkejut. Sebelumnya tidak pernah terpikirkan sama sekali dalam benaknya untuk mendapatkan penghargaan dari salah satu lembaga amil zakat terbesar di negara ini. Menurutnya, lembaga ini memiliki kiprah yang sangat luas di bidang ZISWAF dalam memberdayakan kaum dhuafa dan dalam menghadirkan berbagai program yang memberikan kemaslahatan. Terutama bagi orang-orang yang termasuk dalam kelompok miskin, yang tidak beruntung, yang memang membutuhkan perhatian dan pembelaan dari berbagai pihak.

“Saya sangat terkejut, bersyukur dan bahagia. Ini amanah yang besar bagi saya. Mudah-mudahan penghargaan ini bisa menjadi motivator buat saya, menjadi alat yang memberikan motivasi bagi saya untuk terus mengabdikan diri di jalan perjuangan untuk membebaskan masyarakat dari kemiskinan,” ujar Wakil Ketua Umum VI DPP Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia ini.

Sekretaris Eksekutif The World Zakat Forum ini berharap, pengharagaan ini akan mendorong berbagai pihak, termasuk keluarga besar IPB University untuk sama-sama mempersembahkan yang terbaik bagi masyarakat dan bangsa. Ia juga berharap dan mendorong para dosen, peneliti dan keluarga besar IPB University untuk terus mempersembahkan yang terbaik.

“Tentu penghargaan ini bukan karya saya sendiri. Saya sangat besyukur berada di lingkungan kampus yang sangat kondusif bagi setiap individu di dalamnya untuk berjuang dan berkarya yang terbaik,” ungkapnya.

Dr Irfan mengucapkan terima kasih kepada pimpinan IPB University, pimpinan fakultas dan juga pimpinan departemen yang selama ini selalu memberikan dukungan yang sangat luar biasa bagi dirinya, sehingga penghargaan ini ia persembahkan untuk mereka. Ia berharap, IPB University terus berkiprah di dalam memajukan bangsa dan negara.

Baca Juga :  ITS Buka Prodi Rekayasa Kecerdasan Artifisial dan Rekayasa Perangkat Lunak

“Kita memiliki tugas untuk terlibat aktif di dalam memberikan solusi-solusi, memberikan langkah-langkah (jalan keluar) dari persoalan yang dihadapi masyarakat. Seberat apapun persoalan yang kita hadapi, kalau kita memiliki semangat yang kuat disertai tekad yang sungguh-sungguh, insya Allah, Allah akan membukakan jalan itu,” tutur Dr Irfan.

Dr Irfan berharap sektor ZISWAF bisa terus berkembang. Menurutnya, ZISWAF memiliki potensi yang sangat besar. Berdasarkan Studi Pusat Kajian Strategis Laznas, potensi zakat nasional saat ini mencapai 233,8 triliun. Jika dioptimalkan dengan baik akan memberikan dampak dalam upaya menyejahterakan masyarakat. Namun, yang terealisasikan baru sekitar 12 triliun. Sementara pembayaran zakat yang tidak melalui lembaga atau yang disalurkan langsung ke mustahik mencapai 61 triliun. “Jadi, sekarang tugas kita bagaimana potensi zakat itu bisa terealisasikan dengan baik,” sambungnya.

Selain zakaf, Dr Irfan menyebutkan bahwa wakaf juga memiliki potensi yang besar, misalnya wakaf uang. Berdasarkan statistik resmi dari Badan Wakaf Indonesia per Desember 2020, potensi wakaf uang mencapai Rp 180 triliun. Namun, dalam kenyataannya wakaf uang baru bisa terealisasikan setengah persen dari nilai potensinya. Dari Rp 180 triliun baru Rp 850 miliar potensi yang bisa direalisasikan secara nyata.

Menurut Dr Irfan, potensi yang besar dengan realisasi yang masih jauh dari potensinya perlu didorong agar sektor ZISWAF bisa bangkit. Sebab, jika bisa direalisasikan akan memberikan dampak luar biasa. Artinya dengan potensi yang sangat besar, dengan realisasi yang masih jauh dari potensinya, maka perlu didorong supaya sektor ZISWAF ini bisa bangkit agar potensinya bisa direalasikan, karena dampaknya sangat luar biasa besar.  

“Bisa kita bayangkan kalau kita bisa memanfaatkan Rp 233 triliun zakat dan kita bisa memanfaatkan Rp 180 triliun wakaf uang. Kemudian ini dikelola dengan amanah, profesional, dan dengan kompetensi pengelola yang baik, yang excellent maka ini akan menjadi sumber dana yang sangat besar dalam upaya kita untuk mengentaskan kemiskinan,” terangnya.

Menurut kolumnis Harian Republika ini, variasi model-model program penyaluran zakat maupun program pemberdayaan wakaf semakin efektif di dalam mengentaskan kemiskinan. Model-model itu yang dipraktikkan oleh institusi amil zakat maupun institusi nazir wakaf saat ini. Bagi Dr Irfan, ini sangat luar biasa, tinggal skalanya diperbesar.

Baca Juga :  Cetak Mahasiswa Siap Kerja Lewat Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat

“Skala program itu bisa kita perbesar ketika kemampuan mengumpulkan zakat dan wakaf ini diperbesar. Ketika potensi  yang bisa direalisasikan itu semakin besar proporsinya. Ini akan menjadi pekerjaan rumah (PR) kita semua. Kita bisa wujudkan dalam bentuk kegiatan tri dharma perguruan tinggi yang mengarah kepada penguatan sektor ZISWAF ini,” kata dosen yang telah mengabadikan diri untuk fokus pada bidang ekonomi pembangunan syariah dan ekonomi keuangan sosial syariah ini.

Lebih lanjut, anggota Executive Council International Association for Islamic Economics ini mengatakan, sektor ZISWAF perlu bangkit dan perlu dioptimalkan. ZISWAF memberikan manfaat besar dan memiliki peran yang sangat signifikan, termasuk di masa pandemi COVID-19. Dr Irfan menerangkan, sepanjang pandemi COVID-19 di tahun 2020, semua lembaga zakat sudah menyalurkan sekitar Rp 1 triliun yang menyasar 5 juta orang terdampak COVID-19.

“Itu saya kira sangat luar biasa. Peran institusi-institusi wakaf itu luar biasa. Rumah sakit wakaf sangat berperan di dalam penanganan kesehatan warga terdampak COVID-19. Misalnya, Muhammadiyah memiliki 84 rumah sakit yang semuanya berbasis wakaf. Demikian pula misalnya Badan Wakaf Indonesia yang memiliki rumah sakit mata berbasis wakaf. Sejak beroperasi pada tahun 2018 sudah melayani lebih dari 50 ribu pasien dhuafa yang dibantu,” terang Dr Irfan
Dr Irfan melihat keberadaan zakat dan wakaf di masa pandemi COVID-19 sangat penting peranannya.

Ia mengungkapkan, di tengah pandemi COVID-19, kesadaran masyarakat untuk berzakat dan berwakaf justru mengalami peningkatan. Menurut dia, ini memberikan semangat dan optimisme bahwa sesungguhnya masyarakat Indonesia itu masyarakat yang baik dan senang berbagi. Buktinya di saat pandemi COVID-19 justru pengumpulan ZISWAF secara nasional mengalami peningkatan yang signifikan.

“Karena itulah menurut saya kita harus terus meningkatkan kualitas pengelolaan. Terus melakukan edukasi, kampanye dan sosialisasi kepada masyarakat. Terus mengembangkan model-model program ZISWAF yang inovatif, efektif dan high impact atau yang memiliki dampak besar dalam upaya kita meningkatkan dan menyejahterakan masyarakat,” pungkasnya. (MHT/Zul)