close

Organisasi Mahasiswa di IPB University Dibekali Pelatihan Manajemen Risiko

Peningkatan kualitas kegiatan kemahasiswaan IPB University terus menerus dilakukan. Salah satunya adalah dengan memberikan pelatihan dan sertifikasi manajemen risiko untuk pengurus Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa). Kegiatan pelatihan dan sertifikasi ini bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi, Mitra, Kalyana Sejahtera (LSP MKS).
Dalam kegiatan daring kickoff  Pelatihan dan Sertifikasi Manajemen Risiko (17/4), Dr Alim Setiawan Slamet, Direktur Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir (Ditmawa PK) IPB Unviersity mengungkapkan bahwa ada 107 peserta yang ikut pelatihan ini. Mereka berasal dari pimpinan Ormawa dan peserta Asrama Kepemimpianan dan Kader Pejuang Pertanian (AKKPP) IPB University. Pelatihan ini akan dilaksanakan selama satu bulan dari 17 April hingga 17 Mei 2021.

“Kita menghadapi situasi perubahan yang cepat, kompleks dan tidak pasti. Hal ini memunculkan faktor-faktor risiko yang bisa menghalangi kita mencapai tujuan organisasi. Kondisi ini penting untuk diantisipasi bagi mahasiswa dan pengurus Ormawa. Agar kegiatan bisa mencapai target yang sudah ditetapkan. Semenjak tahun 2020, manajemen risiko diintegrasikan dengan sistem informasi kemahasiswaan. Ada asesmen risiko di setiap kegiatan kemahasiswaan yang dilakukan,” ungkap Dr Alim Setiawan.

Baca Juga :  Festival Hari Buku Nasional Sukses Diselenggarakan, Resmi Ditutup Wagub Banten

Ia menjelaskan bahwa tahun ini Ditmawa PK IPB University mulai menerapkan pelatihan dan sertifikasi untuk perwakilan Ormawa. Harapannya tahun depan bisa lebih banyak lagi yang bisa ikut kegiatan sertifikasi. Akan sangat baik jika makin banyak mahasiswa yang mendapatkan kompetensi ini. Selain itu, kegiatan ini juga bisa disetarakan dengan mata kuliah  supporting course dan enrichment course.

Hadir sebagai pemateri adalah Prof Sonny Priyarsono, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University. Ia adalah salah satu asesor dari lembaga Center for Risk Management and Sustainability.

Prof Sonny menyebutkan bahwa dalam perkembangannya manajemen risiko menjadi sebuah alat utama dalam organisasi untuk mencapai tujuannya. Semua meyakini bahwa manajemen risiko sangat penting.

“Proses manajemen risiko paling penting adalah pada pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM). Sehingga pelatihan merupakan kegiatan efektif untuk menerapkan manajemen risiko. Direktorat Kemahasiswaan sudah sangat maju dengan menerapkan sistem ini sejak tiga tahun lalu. Sudah terbukti komitmen dari pimpinan. Tinggal dipantau agar sistem ini dalam trek yang benar,” ungkap Prof Sonny Priyarsono.

Baca Juga :  Raih Prestasi di Pimnas 36, Unpad Terus Matangkan Persiapan untuk Tahun Depan

Menurutnya agenda manajemen risiko di Ditmawa PK IPB University sudah memiliki alur yang baik. Namun, perlu adanya evaluasi dan perbaikan yang terus menerus. Sistem ini perlu terus dilanjutkan dan dikontrol agar bisa optimal.  Karena menurutnya implementasi dalam menajemen risiko akan dirasakan hasilnya setelah lama diterapkan.  

Selaras dengan pemateri sebelumnya, Anita Primaswari Widhiani, MSi, Dosen Sekolah Bisnis (SB) IPB University menyebutkan bahwa risiko akan selalu ada dan akan menjadi faktor penghambat organisasi dalam mencapai tujuan. Mahasiswa harus selalu siap untuk  melakukan manajemen risiko dari proses perencanaan kegiatan hingga evaluasi kegiatan.

“Setelah sertifikasi, kalian harus memelihara kompetensi yang sudah didapatkan. Sehingga kompetensi ini terus bisa diasah dan ditingkatkan dalam praktik. Selalu ada risiko dalam setiap kegiatan yang kita lakukan. IPB University sendiri saat ini sudah memilki Kantor Manajemen Risiko dalam memandu kegiatan yang dilakukan oleh setiap unit kerja di IPB University,” ungkap Anita Primaswari. (NA/Zul)