close

Kebijakan dan Penelitian Perguruan Tinggi untuk Hadapi Pandemi Covid-19

Siaran Pers
Nomor: 038/Sipers/IV/2020

Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam, menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR RI melalui telekonferensi daring, Rabu (22/4). Rapat dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, serta dihadiri anggota Komisi X dan beberapa Perguruan Tinggi Swasta. Dengan agenda yakni pandangan maupun kebijakan pendidikan terkait dampak pandemi Covid-19, dan pemanfaatan penelitian di perguruan tinggi terkait dampak pandemi Covid-19.

Nizam melaporkan dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan ini, pihaknya berupaya mendorong dan berfokus pada kebijakan program menghadapi pandemi Covid-19. Beberapa langkah strategis telah dilaksanakan, seperti mengeluarkan surat edaran untuk para ASN dan pekerja lainnya agar bekerja dari rumah. Perguruan tinggi di semua daerah juga diimbau melaksanakan pembelajaran secara daring dari rumah.

“Kami telah melakukan refocusing anggaran untuk mendukung program 13 Fakultas Kedokteran (FK) dan 13 Rumah Sakit Pendidikan (RSP) sebagai test center serta melayani pasien Covid-19. Pengadaan 60.000-80.000 APD dan 150.000 Reagen Covid-19 melalui diplomatic channel dan Kerja Sama dalam negeri,” jelasnya.

Baca Juga :  Upaya Kesiapsiagaan Bela Negara dalam Pencegahan Virus Corona, Program Studi Farmasi Program Sarjana (PSFPS) FK UPNVJ Berkontribusi Dalam Pembuatan Hand

Nizam menyampaikan bahwa pihaknya melakukan penguatan platform pembelajaran daring, dan melakukan negosiasi dengan pihak penyedia jasa internet untuk membebaspulsakan laman pendidikan dan paket internet ramah kantong untuk para mahasiswa. Ditjen Dikti juga memberikan dukungan untuk mahasiswa yang tidak mampu melalui 400.000 KIP-K untuk dapat diakses mahasiswa.

“Kami sudah meminta internet provider untuk memberikan akses gratis pada URL pembelajaran Kemendikbud dan perguruan tinggi yang terdaftar,” ujar Nizam.

Ditjen Dikti telah memberikan beberapa fasilitas untuk menunjang pembelajaran secara daring, mulai dari PJJ, INHERENT, ID-REN, SPADA, kerja sama dengan operator layanan internet, kerja sama dengan content provider, serta melakukan kerja sama dengan beberapa platform owner yaitu, Indonesia Cyber Education, Universitas Terbuka, Google Suite, Nvdia-Artificial Intelligence Courses, Amazon web services.

Beberapa penelitian riset yang dilakukan perguruan tinggi untuk menghadapi covid-19 antara lain:

  1. Face shield
  2. APD
  3. Hand Sanitizer
  4. Public Sanitized Hand Wash
  5. Filter Udara
  6. Sterilisasi dan Disinfeksi
  7. Respirator dan Ventilator
  8. Big Data Analytics
  9. Deep learning based non RNA detection

“Saya sangat berterima kasih kepada perguruan tinggi, karena bersemangat ikut andil dalam berinovasi pada penelitian untuk penanganan Covid-19, saya harap semakin banyak lagi inovasi dan saling gotong rotong yang dilakukan perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk membantu penanganan covid-19,” harap Nizam.

Baca Juga :  Rekomendasi Dosen ITS untuk Pembelajaran Daring yang Hemat

Perguruan Tinggi Swasta (PTS) pun tidak luput mendapatkan perhatian dari Dikti, Nizam mengatakan pemerintah hadir dengan memberikan bantuan APD, Reagen dan KIP-K sebesar 40%. Hal itu bertujuan untuk membantu meringankan beban para mahasiswa dan orang tua mereka menghadapi covid-19, dan juga untuk menjaga para mahasiswa tetap mendapatkan akses pendidikan tinggi.

Terakhir Nizam menyampaikan indeks survei terkait pembelajaran secara daring yang sudah berjalan kurang lebih dalam waktu satu bulan. Sebanyak 237.193 responden mahasiswa, 94,73% sudah melakukan pembelajaran secara daring. Dalam pelaksanaannya masih banyak kendala mulai dari koneksi internet, aplikasi yang digunakan, kualitas penyajian dan fasilitas. Diharapkan kepada seluruh perguruan tinggi untuk saling berbagi modul pembelajaran dan memperkuat konsep merdeka belajar dalam pembelajaran secara daring. (YH/NH/DZI/MYG)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan