close

Raih Hibah PPKM, Prodi Tari ISI Yogyakarta Selenggarakan Evaluasi dan Pemuktahiran Kurikulum

Program Studi Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Yogyakarta menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi dan Pemuktahiran Kurikulum, pada Selasa, 2 Juli 2024, di Hotel Grand Rohan, Banguntapan, Bantul, pukul 08.30 – 16.30 WIB, Kegiatan ini diselenggarakan guna memperbaiki sebaran mata kuliah, konversi nilai, dan pola implementasi program MBKM (internal). FGD akan menghadirkan narasumber Prof. dr. Ova Emilia., M.Med.Ed., PhD., Rektor Universitas Gadja Mada dan dipandu oleh moderator Agustin Anggraeni, S.Sn., M.A. Kegiatan ini dibuka oleh Rektor ISI Yogyakarta, Dr. Irwandi, M.Sn. dan diikuti oleh Dosen tari serta dosen di lingkungan ISI Yogyakarta.

Melalui FGD ini, kurikulum yang digunakan Prodi  Tari, ISI Yogyakarta akan dilihat kembali oleh pakar bersama semua dosen jurusan Tari dengan pengembangan pada pembelajaran berbasis teknologi digital. Evaluasi kurikulum ini digunakan untuk memutakhirkan kurikulum yang mampu mendukung profil lulusan. Narasumber akan memberikan pengayaan, perluasan perspektif, serta usulan optimalisasi kompetensi prodi dalam pelaksanaan MBKM. Narasumber yang dipilih berkaitan dengan kerja multidisiplinaritas yakni seni untuk disabilitas dan media digital.

Baca Juga :  ISI Yogyakarta Gandeng PT Taman Wisata Candi Pentaskan Pagelaran “Maju Tak Gentar”

FGD yang dilaksanakan Prodi Tari merupakan implementasi dari Hibah PKKM yang diperoleh. Pada hibah PKKM tahun ini Prodi Tari mengajukan judul “Akselerasi program MBKM dan Inovasi Pembelajaran berbasis Digital melalui Kolaborasi Kemitraan untuk Meningkatkan Mutu Program Studi”. Keluaran dari hibah ini yaitu, pertama, Pemutakhiran Kurikulum dan Inovasi Pembelajaran Berbasis Digital, dirancang berdasarkan profil lulusan Tari selama ini yaitu untuk menjadi seorang Koreografer dan Peneliti. Namun dalam perkembangan dunia digital yang semakin masif, menyebabkan kebutuhan pengetahuan digital dan teknik informatika mengharuskan pengembangan kurikulum berbasis digital. Walaupun bukan untuk menjadi seorang videografer handal, namun pengetahuan akan digital dirasa perlu untuk diberikan dan masuk dalam mata kuliah yang mengharuskan aplikasi digital di dalam pembelajarannya. Pengembangan kurikulum, akan merancang inovasi pengembangan mata kuliah untuk memasukkan pengetahuan dasar-dasar aplikasi dan teknik digital dalam pembelajaran. Keluaran kedua yaitu Pengembangan Mitra Bidang Seni dan Multidisipliner dipandang perlu untuk menempatkan tari sebagai bagian dari konservasi dan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan, ekosistem, kesehatan. Untuk itu pengembangan mitra dirasa perlu untuk mengembangkan kurikulum dan program-program MBKM untuk berkolaborasi dengan disiplin ilmu yang lain.