close

MBKM Mandiri di LLDikti X Sukses Capai Level Siap

Padang, Kemendikbudristek – Implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Mandiri di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah X yang mencakup Sumatera Barat dan Jambi berhasil mencapai level baik di tahun 2023. Hal ini didasarkan pada hasil evaluasi dan pemeringkatan yang dilakukan tim Kampus Merdeka Mandiri, Kemendikbudristek.

“Berdasarkan asesmen tim Kampus Merdeka Mandiri, di tahun 2023 level implementasi MBKM Mandiri di LLDikti X naik ke level siap. Itu terjadi karena kami terus melakukan pembenahan. Di tahun 2024, LLDikti X memiliki target untuk mencapai level sangat siap,” ungkap Afdalisma, Kepala LLDikti X.

Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) hadir untuk mendorong transformasi sistem pendidikan tinggi di Indonesia agar menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan lingkungan dan zaman. Sementara, MBKM Mandiri adalah bentuk kegiatan MBKM yang dijalankan secara mandiri dan berkelanjutan oleh perguruan tinggi dalam rangka membangun ekosistem merdeka belajar.

LLDikti berperan dalam mendorong perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi swasta, dalam mengimplementasikan kebijakan MBKM. LLDikti merupakan satuan kerja pemerintah yang bertugas membantu peningkatan mutu pendidikan tinggi di wilayah tempat mereka berada.

Pada tahun 2022, partisipasi perguruan tinggi yang mengimplementasikan MBKM Mandiri di wilayah LLDikti X berada pada level cukup baik. Kemudian, LLDikti X berhasil mencapai level baik di tahun 2023. Menurut hasil rekapitulasi di tahun 2023, ada 30 dari total 117 perguruan tinggi swasta yang sudah melakukan MBKM Mandiri, dengan rincian 20 perguruan tinggi di Sumatera Barat dan 10 perguruan tinggi di Jambi. Sementara, Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) yang paling diminati adalah magang dan pertukaran mahasiswa.

“Dari BKP yang ada, kebanyakan MBKM Mandiri ada di program Magang Industri. Itu paling banyak di wilayah kita. Kemudian Pertukaran Mahasiswa, kebanyakan antarprodi dalam satu perguruan tinggi,” jelas Putra Heriyadi, Koordinator MBKM di LLDikti X.

Baca Juga :  Garin Nugroho Mengajar Mahasiswa Tata Kelola Seni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta

MBKM dilaksanakan melalui sembilan Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) yaitu Pertukaran Mahasiswa, Magang atau Praktik Kerja, Asistensi Mengajar, Penelitian atau Riset, Proyek Kemanusiaan, Kegiatan Wirausaha, Studi atau Proyek Independen, KKN Tematik, dan Bela Negara.

Meski sudah mencapai level baik, LLDikti X mengakui jika pelaksanaan MBKM Mandiri di wilayah mereka belum optimal. Oleh karena itu, LLDikti X memiliki target untuk naik ke level sangat baik di tahun 2024. LLDikti X akan kembali mengevaluasi implementasi MBKM Mandiri saat melakukan program monitoring dan evaluasi (monev) yang diberi nama Wasdalbin (Pengawasan, Pengendalian, dan Pembinaan) pada Agustus 2024 besok.

“Kami ingin melihat sejauh mana perguruan tinggi swasta mengimplementasikan MBKM Mandiri. Dengan semua usaha yang sudah dilaksanakan, kami optimis akan naik ke level sangat baik,” ujar Afdalisma.

LLDikti X juga telah merangkum beberapa kendala yang selama ini dihadapi dalam implementasi MBKM Mandiri. Kendala pertama adalah tingkat pemahaman sumber daya manusia (SDM) di wilayah LLDikti X terhadap MBKM Mandiri. SDM yang dimaksud meliputi anggota LLDikti itu sendiri, pimpinan perguruan tinggi, dosen, mahasiswa, hingga masyarakat.

Masalah lain adalah keterbatasan anggaran, infrastruktur yang kurang memadai, perguruan tinggi yang belum melakukan relaksasi kurikulum untuk mendukung konsep MBKM Mandiri, dan sulitnya menjalin kerja sama dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) sebagai mitra pelaksanaan MBKM Mandiri. Kendala terakhir datang dari mahasiswa yang belum memiliki keinginan untuk mengikuti MBKM Mandiri.

Baca Juga :  Dosen IPB Lakukan Penelitian Pengembangan Wisata di Taman Nasional Kepulauan Seribu

Untuk mengatasi kendala tersebut, LLDikti X pertama-tama melakukan evaluasi internal terkait SDM dan infrastruktur. LLDikti X juga sudah mengangkat Koordinator MBKM Mandiri sejak 2023 silam. Penunjukan koordinator yang bertanggung jawab atas pengelolaan MBKM ini terbukti memperlancar jalannya program MBKM.

Upaya lain yang dilakukan LLDikti X adalah melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis, menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah atau industri, menyebarluaskan informasi di media sosial, membentuk Klinik MBKM dan mendampingi penyusunan buku panduan pelaksanaan MBKM Mandiri, hingga memberikan anugerah kepada perguruan tinggi swasta dengan implementasi MBKM terbaik setiap tahunnya.

LLDikti X juga menggelar Multi Stakeholder Dialogue (MSD) yaitu acara untuk mempertemukan pihak perguruan tinggi, pemerintah, sektor bisnis, dan organisasi kemasyarakatan agar mereka dapat mendiskusikan rencana kerja sama untuk menyelesaikan berbagai persoalan di lingkungan mereka.

Ke depannya, LLDikti X sudah merancang serangkaian strategi untuk meningkatkan jumlah dan kualitas partisipasi perguruan tinggi. Salah satu strategi tersebut adalah menjadi payung kerja sama yang dapat menghubungkan perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI). LLDikti X juga berharap agar pihak pemerintah terus memberikan dukungan sehingga implementasi MBKM Mandiri dapat berjalan dengan baik.

“Kami berharap pihak Kementerian selaku instansi pimpinan terus memberikan dukungan baik secara finansial dan moral. Di tahun 2024 ini, kami mendapat dukungan moral dan finansial dari Kementerian sehingga bisa melakukan percepatan dan pendampingan pelaksanaan MBKM Mandiri,” kata Afdalisma.

Melalui dukungan dari pemerintah pusat maupun daerah, LLDikti X optimis bahwa mereka dapat meningkatkan implementasi MBKM Mandiri dan mencapai target level sangat baik di tahun 2024 ini.