close

Kolaborasi Perguruan Tinggi Indonesia dan Luar Negeri Lewat RISPRO-PRIME dan UKICIS

Yogyakarta – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkomitmen untuk memperkuat ekosistem riset nasional melalui kolaborasi antarperguruan tinggi dalam negeri dan luar negeri. Salah satunya lewat program pendanaan Riset Inovatif Produktif (RISPRO) bertema Partnership in Research Indonesia and Melbourne (PRIME) dan UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS).

Ditjen Diktiristek dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) telah menggelontorkan total dana sebesar 44 miliar rupiah untuk masing-masing program RISPRO-PRIME dan UKICIS. Adapun pelaksanaannya bersifat tahun jamak selama maksimum empat tahun dari 2021 hingga 2024. Selain membangun ekosistem riset, program ini diharapkan dapat mendukung perguruan tinggi mewujudkan universitas berkelas dunia dan membangun kolaborasi penelitian berkelas dunia.

Untuk menampilkan capaian program RISPRO-PRIME dan UKICIS, Ditjen Diktiristek menggelar Simposium RISPRO-PRIME dan RISPRO-UKICIS bertema “Fostering Excellent Research Through Global Engagement” pada 27-29 Maret 2023. Simposium ini juga diharapkan dapat memfasilitasi pengembangan riset ke bidang lainnya dengan melibatkan lebih banyak periset dari perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri.

Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam menyampaikan bahwa Ditjen Diktiristek telah berupaya membangun kemitraan dengan berbagai pihak di luar negeri untuk mewujudkan ekosistem riset dan inovasi sehingga memiliki dampak yang lebih luas. Mitra-mitra tersebut di antaranya Australia dan United Kingdom yang berkolaborasi dalam program RISPRO-PRIME dan UKICIS.

Baca Juga :  Tingkatkan Integritas dan Kualitas Layanan Publik, Direktorat Kelembagaan Ditjen Diktiristek Lakukan Pencanangan Zona Integritas

“Di tahun 2023, Ditjen Diktiristek berkomitmen akan memperluas kerja sama dengan melibatkan lebih banyak institusi. Semoga hal ini semakin mengakselerasi perguruan tinggi Indonesia berkelas dunia,” ujar Nizam.

Selain itu, Nizam mengatakan ke depannya riset-riset perguruan tinggi Indonesia akan difokuskan pada bidang-bidang yang dapat meningkatkan daya saing bangsa di kancah internasional.

Simposium ini menghadirkan 6 pembicara dari program RISPRO-PRIME yang mewakili 5 proyek penelitian bidang kesehatan (PRIME-Health) dan 1 proyek penelitian bidang sosial humaniora (PRIME-Social) yang memaparkan capaian proyek risetnya. Sementara itu, program RISPRO-UKICIS meliputi 15 proyek riset yang dikelompokkan ke dalam lima kelompok bidang riset, yaitu Blue Economy, Green Economy, Digital Technology, Tourism, dan Health.

Direktur Sumber Daya Sofwan Effendi mengatakan simposium ini diharapkan dapat mendorong pelaksanaan riset kolaboratif yang berkualitas internasional dan berdampak signifikan pada iklim riset dan inovasi di Indonesia.

“Keterlibatan perguruan tinggi luar negeri sebagai mitra diharapkan juga dapat menghasilkan komitmen in-kind contribution sehingga meningkatkan hubungan kelembagaan dari pihak-pihak terkait dan memperkuat posisi tawar Indonesia di kancah global,” ungkap Sofwan.

Baca Juga :  Pakar IPB University Sebut Pentingnya Roadmap Kebijakan Sektor Peternakan Sapi dan Peran Peternak Muda Milenial

RISPRO-PRIME melibatkan Aliansi Riset Indonesia (Indonesia Research Alliance) yang beranggotakan tiga Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH), yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Airlangga (UNAIR). Program RISPRO-PRIME menunjuk UI ditunjuk sebagai lead institution dalam RISPRO-PRIME.

Sementara itu, RISPRO-UKICIS diprakarsai oleh empat PTN-BH, yaitu Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Indonesia (UI), bersama perguruan tinggi di Inggris, yaitu University of Nottingham, Coventry University and University of Warwick. Program RISPRO-UKICIS menunjuk IPB sebagai lead institution.

Rektor IPB Arif Satria mengatakan, “Sebagai lead university dalam program RISPRO-UKICIS, IPB berkomitmen untuk menyukseskan kolaborasi riset dengan mitra-mitra peneliti perguruan tinggi di Indonesia maupun UK dalam payung UKICIS.”
(YH/DZI/FH/DH/NH/SH/MSF)

Humas Ditjen Diktiristek
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman : www.diktiristek.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Diktiristek
E-Magz Google Play : G-Magz
Tiktok : Ditjen Dikti