close

Penelitian Langka, Dosen ITS Raih Beasiswa Postdoctoral Bergengsi di Jerman

Dr rer nat Arif Luqman SSi MT saat melalukan riset tentang mikroba dan mikroorganisme

Dosen Departemen BiologiFakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Dr rer nat Arif Luqman SSi MT berhasil raih beasiswa Research Fellowship ke Jerman yang diberikan oleh Alexander von Humboldt Foundation. Melalui beasiswa Humboldt Research Fellowship ini, Arif berkesempatan melakukan riset selama 24 bulan di universitas ternama di Jerman, Julius-Maximilian University of Würzburg.

Mengusung topik penelitian di bidang mikroorganisme, Arief akan meneliti lebih dalam mengenai mikroflora alami di kulit manusia yang menghasilkan senyawa neurokimia untuk mengurangi gejala atopic dermatitis. “Ide penelitian yang belum pernah ada sebelumnya menjadi salah satu kriteria seleksi pada beasiswa ini,” tutur penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) program Doktor dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ini.

Baca Juga :  BEM FPIK IPB University Kenalkan Potensi Perikanan dan Kelautan Indonesia ke Siswa SMA

Tak hanya itu, rekam jejak riset dan publikasi karya ilmiah yang ditinjau melalui H Index Scopus turut menjadi pertimbangan. Diketahui bahwa riset Arief terdahulu mampu menemukan bakteri staphylococcus penghasil neurotransmitter di usus yang berperan dalam kolonisasi bakteri di usus dan di kulit yang mampu mempercepat penyembuhan luka terbuka. “Penemuan gen yang mampu mendegradasi plastik di usus manusia juga menjadi salah satu riset terdahulu saya,” ungkap lelaki asal Mojokerto ini.

Dr rer nat Arif Luqman SSi MT, dosen Departemen Biologi ITS yang berhasil raih beasiswa postdoctoral dari Alexander von Humboldt Foundation di Jerman

Arief melanjutkan, saat mendaftar di beasiswa ini, para peserta juga sudah harus memiliki referensi universitas yang dipastikan akan menerima peneliti melakukan riset di sana. Kepala Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi ITS ini juga menjelaskan bahwa pemilihan universitas juga harus memiliki landasan yang kuat. “Julius Maximilian University of Würzburg tempat riset saya nantinya terkenal dengan studi mengenai interaksi bakteri dan inang yang akan menunjang topik penelitian saya,” ujar alumnus S1 Biologi ITS ini.

Baca Juga :  Pandemi Covid-19 Tidak Boleh Jadi Halangan bagi Pelayanan Publik PTN dan LLDikti

Terakhir, alumnus doktoral dari Eberhard Karls Universität Tübingen ini sangat bersyukur bisa terpilih menjadi salah satu penerima penghargaan tingkat internasional tersebut, mengingat ketatnya persaingan dalam proses seleksi. “Kesempatan ini akan saya gunakan untuk memperluas relasi dan membagikan ilmu berharga yang saya dapat ke akademisi di Indonesia,” tandasnya memastikan. (HUMAS ITS)