close

Mahasiswa KKN-T IPB University Gelar Praktik Pembuatan Ekoenzim Bersama Warga Desa Cibanteng

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB University menggelar praktik pengolahan sampah organik dan pembuatan ekoenzim bersama warga Rukun Tetangga (RT) 5 Rukun Warga (RW) 8 Desa Cibanteng, Bogor, Jawa Barat. Salah satu mahasiswa KKN-T, Nabila Nur Septiani menerangkan bahwa ekoenzim dapat dimanfaatkan sebagai cairan serba guna untuk rumah tangga. Kegiatan ini juga dilakukan sebagai upaya untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 12, yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.

Tidak seperti pupuk pada umumnya, cairan ekoenzim beraroma wangi, sehingga cocok untuk digunakan di dalam rumah. Ekoenzim yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pembersih lantai, pewangi ruangan, pembersih kamar mandi serta campuran sabun cuci piring. 

Baca Juga :  Cegah Penyebaran Covid-19, ITS Terus Lakukan Evaluasi PTM

Nana selaku Ketua RT 5 Desa Cibanteng mengungkapkan, pengolahan sampah organik diperlukan untuk memanfaatkan sampah yang dihasilkan rumah tangga. Apalagi di Desa Cibanteng sampah rumah tangga didominasi oleh sampah organik. Pembuatan cairan ekoenzim ini diharapkannya menghasilkan produk yang berguna bagi rumah tangga.

“Warga antusias dan menyambut baik pelatihan ini. Karena mereka dapat mempraktikan pembuatan ekoenzim secara langsung. Selain itu, cairan ekoenzim yang sudah dibuat dapat dibawa ke rumah dan digunakan setelah diproses selama tiga bulan,” terang Nabila, mahasiswa KKN-T IPB University.

Secara lengkap, tim KKN-T IPB University Desa Cibanteng terdiri dari sepuluh mahasiswa yang berasal dari tiga program studi yang berbeda, yaitu Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Agronomi dan Hortikultura, serta Arsitektur Lanskap.  Mereka antara lain Hajar Nur Asya Ulpah, Nugroho Aryo Samudro, Nafi’an Alaydi, Syifa Izzatul Fadhilla, Istilah Utami, Nabila Nur Septiani, Iqbal Ramdani, Hanifaty Fadhilah, Fikri Aldi Dwi Putro dan Dwiky Fachrido.  Kesepuluh mahasiswa tersebut merupakan bimbingan Farida Ratna Dewi, ME, AWP dosen IPB University dari Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. (*/Rz)

Baca Juga :  Menjaga asa petani Kopi Sumber Wringin, untuk bisa ekspor